Rimanews - Peneliti Institute National Development and Financial (INDEF), Enny Sri Hartati, menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru mengeluarkan kebijakan yang kontraproduktif disaat kondisi perekonomian negara kian memprihatinkan.
Serba Serbi Mendaftar Kartu Kredit
Hal tersebut diungkapkan Enny bukan tanpa alasan. Pasalnya, Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis Kantor Staff Presiden, Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, sejatinya Presiden Jokowi sebelum resmi dilantik mengetahui akan adanya pelemahan ekonomi yang akan mendera Indonesia.
"Kalau memang sudah tahu jika di 2015-2016 akan ada pelambatan ekonomi, kenapa justru kebijakannya kontraproduktif?," ujar Enny pada diskusi akhir pekan di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (29/8/2015).
Menurut Enny, saat ini, pemerintah seharusnya mengeluarkan kebijakan yang dapat menghemat konsumsi rumah tangga. Namun, pemerintah justru mengeluarkan kebijakan yang membuat masyarakat mengalami kesulitan.
"Kenapa justru menaikkan tarif tol, menaikkan harga BBM. Kebijakan itu justru menghabisi daya beli masyarakat," ungkapnya.
Direktur Eksekutif INDEF itu menambahkan, pemerintah memang ingin memperbaiki postur ruang fiskal yang ada. Meski demikian, pemerintah juga diminta agar realistis dalam mengeksekusi sebuah kebijakan agar pelambatan yang terjadi tidak semakin parah.
Sebelumnya, Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis Kantor Staf Presiden Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, sejak dilantik pada Oktober 2014 lalu, Presiden Joko Widodo telah mengetahui adanya kemungkinan pelemahan ekonomi. Sehingga, sejumlah langkah antisipasi pun telah dilakukan.
"Saat ini kita sedang mencoba menciptakan titik balik ekonomi agar ke depan dapat tumbuh dengan baik," ujarnya.
Source:
http://ift.tt/1UjCDuw